memenuhi syaratnya.” Ia berkata : “Engkau benar!” Kami keheranan karenanya, dia bertanya tetapi membenarkannya. Lebih lanjut ia berkata : “Sekarang terangkanlah kepadaku tentang Iman!” Rasulullah SAW menjawab : “Yaitu engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, para Rasul-Nya dan hari akhir, serta engkau beriman kepada baik dan jeleknya taqdir. Ia berkata : “Engkau benar.”Selanjutnya terangkan kepadaku tentang ihsan!” Rasulullah menjawab : “Yaitu hendaknya engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Ketahuilah, bahwa Dia selalu melihatmu.” Orang itu kembali bertanya: “Beritahukan
kepadaku kapan terjadinya hari kiamat?”
Rasulullah SAW menjawab : “Tidaklah orang yang bertanya lebih mengetahui
daripada yang ditanya.” Orang itu berkata lagi : “Kalau
begitu beritahukanlah tanda-tanda (terjadinya) hari kiamat!”
Rasulullah SAW menjawab: “yaitu apabila budak perempuan
melahirkan bayi perempuan yang akan menjadi majikannya
dan engkau akan melihat orang yang asalnya tidak bersandal,
telanjang, papa, penggembala kambing, menjadi orang-orang
yang saling berlomba meninggikan bangunan rumahnya.”
Kemudian orang itu berlalu. Kami terdiam beberapa saat. Lalu
Rasulullah SAW bertanya : “Hai Umar, tahukah engkau siapa
yang bertanya tadi?” Umar menjawab: “Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu.” Rasulullah SAW memberitahukan : “Dia adalah
Jibril. Ia datang untuk mengajari kalian tentang agama
Islam.” (HR. Muslim)
2. Dari Abu Dzar bin Junadah dan Abu Abdurrahman Muadz bin
Jabal ra., dari Rasulullah SAW, beliau bersabda :
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada.
Sertailah (tutuplah) kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya
kebaikan tadi akan menghapus kejelekan dan gaulilah
manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
3. Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata : “Kali tertentu saya berada di
belakang Nabi SAW, kemudian beliau bersabda : “Hai anak
kecil, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat,
yaitu : “Jagalah (perintah) Allah, niscaya ia akan menjaga
dirimu, jagalah (larangan) Allah niscaya kamu dapati Allah
selalu dihadapanmu. Jika engkau minta, mintalah kepada
Allah, dan jika engkau meminta pertolongan maka mintalah
pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, jika umat manusia
bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu
niscaya mereka tidak akan dapat melakukan hal itu kepadamu
kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah
kepadamu. Dan jika mereka bersatu hendak mencelakakan
dirimu, niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakanmu
kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu.
Telah diangkat pena dan telah keringlah (tinta) lembaranlembaran
itu.” (HR. Imam Tirmidzi)
Dalam riwayat selain Tirmidzi dikatakan, Rasulullah SAW
bersabda : “Peliharalah (perintah) Allah niscaya engkau akan
menemui-Nya di hadapanmu. Hendaklah engkau mengingat
Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingatmu
di waktu susahmu. Ketahuilah, sesungguhnya sesuatu yang
seharusnya luput mengenaimu, tentulah sesuatu itu tidak akan
mengenaimu. Ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu disertai
kesabaran, kesenangan itu ada kesudahan dan sesudah kesulitan
pasti ada kemudahan.”
4. Dari Anas ra., ia berkata : “Sesungguhnya kalian sekarang
melakukan perbuatan-perbuatan yang sangat mudah, padahal
pada masa Rasulullah SAW perbuatan-perbuatan semacam itu
kami anggap termasuk hal-hal yang merusak agama.” (HR.
Bukhari)
5. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda :
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu cemburu; dan cemburunya
Allah Ta’ala yaitu, apabila ada seseorang yang melakukan
perbuatan-perbuatan yang diharamkannya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
6. Dari Abu Hurairah ra., ia mendengar Nabi SAW bersabda :
“Ada tiga orang Bani Israil yang mempunyai penyakit belang,
botak dan buta. Kemudian Allah hendak menguji mereka,
maka Allah mengutus malaikat kepada mereka. Malaikat itu
datang kepada Si belang dan bertanya : “Apakah yang paling
kamu inginkan?” Si belang menjawab : “Saya menginginkan
paras yang tampan dan kulit yang bagus serta hilang
penyakitku yang menjadikan orang-orang jijik melihatku.
Malaikat itu kemudian mengusap Si belang, maka hilanglah
penyakit yang menjijikannya, ia juga diberi paras yang
tampan dan kulit yang bagus. Malaikat itu bertanya lagi :
“Harta apakah yang paling kamu senangi?” Si belang
menjawab : “Unta,” ada yang mengatakan “sapi”. Kemudian
ia diberi unta yang sedang bunting sepuluh bulan, dan
Malaikat tadi berkata : “Semoga Allah memberi berkah atas
rahmat yang kamu terima.”
Kemudian malaikat mendatangi Si botak, dan bertanya :
“Apakah yang paling kamu inginkan ?” Si botak menjawab :
“Rambut yang rapi dan hilangnya penyakitku, yang
menyebabkan orang-orang jijik kepadaku.” Malaikat itu lalu
mengusap si botak dan hilangkah penyakitnya, serta
tumbuhlah rambut yang rapi. Malaikat itu bertanya lagi :
“Harta apakah yang paling kamu senangi ?” Si botak
menjawab : “Sapi.” Malaikat pun memberinya sapi yang
sedang bunting. Dan ia berkata : “Semoga Allah memberi
berkah atas rahmat yang kamu terima.”
Selanjutnya malaikat itu mendatangi Si buta dan bertanya :
“Apakah yang paling kamu inginkan ?” Si buta menjawab :
“Allah mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat
melihat orang.” Malaikat itu lantas mengusap Si buta dan
Allah mengembalikan penglihatannya. Malaikat itu bertanya
lagi: “Harta apakah yang paling kamu senangi?” Si buta
menjawab : “Kambing.” Kemudian ia diberi kambing yang
sedang bunting.
Selang beberapa tahun, unta, sapi dan kambing berkembang
biak yang akhirnya unta itu memenuhi suatu lapangan,
demikian pula dengan sapi dan kambing. Kemudian malaikat
tadi datang kepada Si belang dengan menyerupai orang yang
berpenyakit belang seperti keadaan Si belang waktu itu, dan
berkata: “Saya adalah orang miskin, yang kehabisan bekal di
tengah-tengah perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang
mau memberi pertolongan kepada saya kecuali Allah, saya
harap engkau mau memberi pertolongan. Saya benar-benar
minta pertolongan kepadamu dengan menyebut yang telah
memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang halus
serta harta kekayaan, dan saya minta seekor unta untuk
bekal di dalam melanjutkan perjalanan saya.” Si belang
berkata : “Hak-hak yang harus saya berikan masih banyak
saya tidak bisa membekali apa-apa.”
Malaikat itu berkata: “Kalau tidak salah saya kenal dengan
kamu. Bukankah kamu dulu orang yang berpenyakit belang
sehingga orang-orang lain merasa jijik kepadamu. Bukankah
kamu dulu orang yang miskin kemudian Allah memberi
rahmat kepadamu?” Si belang berkata : “Harta kekayaanku
ini adalah dari nenek moyang.” Malaikat itu berkata: “Jika
kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti
keadaan semula.” Kemudian malaikat itu datang kepada Si
botak seperti keadaan Si Botak waktu itu, dan berkata seperti
yang dikatakan pada Si belang. Si botak juga menjawab
seperti jawaban Si belang. Kemudian malaikat itu berkata :
“Jika kamu berdusta semoga Allah mengembalikanmu seperti
semula.” Malaikat tadi terus ke tempat Si buta dengan
menyerupai orang yang buta seperti keadaan Si buta waktu
itu, dan berkata: “Saya adalah orang miskin yang kehabisan
bekal di tengah-tengah perjalanan dan sampai hari ini tidak
ada yang mau memberi pertolongan kepada saya kecuali
Allah, saya berharap mudah-mudahan kamu mau memberi
pertolongan. Saya benar-benar minta pertolongan kepadamu
dengan menyebut yang telah mengembalikan penglihatanmu
dan saya minta satu ekor kambing untuk bekal di dalam
melanjutkan perjalanan saya.” Si buta berkata : “Saya dahulu
adalah orang buta kemudian Allah mengembalikan
penglihatan saya. Maka ambillah apa yang kamu inginkan dan
tinggalkanlah apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah
sekarang saya tidak akan memberatkan sesuatu kepadamu
yang kamu ambil karena Allah Yang Maha Agung. Malaikat itu
berkata : “Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu
hanyalah diuji dan Allah benar-benar ridha kepadamu dan
Allah telah memurkai kedua kawanmu.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
7. Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus ra., dari Nabi SAW,. beliau
bersabda : “Orang yang cerdik adalah orang yang selalu
menjaga dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati.
Sedangkan orang yang kerdil yaitu orang yang hanya
mengikuti hawa nafsunya tetapi ia mengharapkan berbagai
harapan kepada Allah.” (HR. Tirmidizi)
8. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda
: Termasuk kesempurnaan Islam seseorang, apabila ia
meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya.”
(HR. Tirmidizi)
9. Dari Umar ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Seorang
suami tidak akan ditanya kenapa ia memukuli isterinya?” (HR.
Abu Dawud)
sumber : sufiroad.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar