Selasa, 12 Oktober 2010

Irena Handono Penda'wah yang Gigih

Dengan senyumnya yang khas ibu Irena menyambut kedatangan kami untuk wawancara. Waktu itu jam menunjukkan pukul 14.30 wib. Tapi tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi. Beliau meminta izin untuk menjawab panggilan tersebut. Ternyata pembicaraan di telepon itu cukup lama sehingga sampai masuk waktu Ashar. Kami dipersilahkan untuk sholat Ashar terlebih dahulu. Sementara beliau dengan sabar terus melayani orang yang menelponnya untuk berkonsultasi. Beliaupun setelah itu sholat ashar.

Tepat pukul 15.45 barulah beliau duduk ditemani oleh putrinya untuk diwawancarai oleh voa-islam. Berikut ini wawancara kami dengan beliau.

voa-islam : "apakabar ibu pasca mubahalah di Bandung ?"

Irena : "alhamdulillah semuanya berjalan baik, kami masih terus beraktifitas sebagaimana biasa. Bulan Ramadhan yang lalu beberapa fihak telah menemui saya untuk meminta maaf karena sudah ikut-ikut berfikir negatif tentang diri saya sebagaimana fitnah yang diedarkan oleh Arimatea. Saya difitnah dipergoki keluar dari sebuah gereja di Singapura, ada kalung salib di balik kerudung yang saya kenakan, ada pistol di tas saya, dst...dst.

voa-islam : "Menurut Ibu apa yang dikehendaki oleh si penyebar fitnah
tersebut ?"

Surat tersebut menggunakan kop surat Arimatea dan ditanda-tangani oleh "saksi-saksi" yang tidak pernah menyaksikan apa yang difitnahkan itu. Bahkan salah satu "saksi" mengatakan bahwa dirinya tiba-tiba diminta menanda-tangani surat pernyataan yang isinya tidak pernah ia tahu

Irena : "Apalagi kalau bukan character assassination terhadap diri saya agar ummat tidak percaya dengan apa yang selama ini saya ceramahkan. Ini adalah sebuah skenario untuk menghancurkan saya. Bagaimana tidak, fitnah itu muncul tidak lama setelah saya meluncurkan buku saya yang berjudul "Menyingkap Fitnah dan Teror." Diawali dengan pernyataan Imam Safari diatas segel yang mengatakan telah melihat saya keluar dari sebuah Gereja di Singapura. Surat tersebut menggunakan kop surat Arimatea dan ditanda-tangani oleh "saksi-saksi" yang tidak pernah menyaksikan apa yang difitnahkan itu. Bahkan salah satu "saksi" mengatakan bahwa dirinya tiba-tiba diminta menanda-tangani surat pernyataan yang isinya tidak pernah ia tahu. Ummat kita ini mudah tertipu karena mereka tidak memahami Al Qur'an secara benar. Mestinya kan mereka faham bahwa saksi itu adalah orang yang menyaksikan secara langsung sebuah kejadian, minimal dua orang saksi. Saat mubahalah, Diki Candra masih sempat membagikan surat pernyataan tersebut berikut sebuah CDnya yang berisi gambar tangan 'misterius' sedang menunjuk. Misterius karena wajah dan tubuh pemilik tangan tersebut tidak dinampakkan. Kemudian dalam surat pernyataan tersebut dinyatakan bahwa saya berada di Singapura selama 3 hari dari tanggal 28 Februari hingga tanggal 3 Maret. Dari penyebutan waktu saja sudah tidak benar. Dia lupa kalau bulan Februari pada tahun kabisat itu ada 29 hari. Pada saat mubahalah Imam Safari tidak hadir dengan alasan ada agenda yang lebih penting pada hari itu. Dan sejak saat itu Imam Safari raib entah kemana. Saya melihat bahwa Imam Safari adalah wayang yang akan dimainkan oleh dalang kalau diperlukan. Kalau tidak diperlukan lagi maka dia dimasukkan kedalam kotak. Sejak tahun 2000 pada pengamatan saya terjadi banyak upaya penyusupan kedalam gerakan Islam seperti MMI ketika itu muncul nama Adronikus Kaparang yang sempat ditangkap lalu dibebaskan oleh Arimatea dengan alasan investigasi, yang kemudian hilang setelah MMI "berantakan". Dia dimasukkan lagi kedalam kotak setelah perannya selesai. Lalu dimunculkan lagi wayang lainnya yang bernama Asep Rahmatan. Dia mengaku banyak tahu soal bom Bali dan tentang rencana pembunuhan terhadap SBY. Tapi kemudian dia mencabut pernyataan serba tahunya itu. Dia tidak pernah dihukum. Lalu menghilang entah kemana. Dia sempat datang kesini (Irena Center) bertemu dengan anak saya Sally menawarkan jasa membantu mengurus Irena Center. Tapi kemudian tidak pernah muncul lagi."

voa-islam : "Bagaimana dengan gerakan pemurtadan saat ini ?"

Seringkali Arimatea ini menciptakan konflik dikalangan ummat Islam (internal) dan konflik eksternal (Islam dengan Kristen)

Irena : "Gerakan pemurtadan tidak akan pernah berhenti sampai kiamat. Hal ini sudah diingatkan oleh Allah pada surah Al Baqarah ayat 120. Dalam Bibel-pun disebutkan secara jelas bahwa tugas penginjilan itu adalah tugas setiap orang Kristen. Arimatea pernah memberitakan di blognya bahwa saat ini ada 2 juta lasykar kristus yang akan menguasai Indonesia. Digambarkan bahwa lasykar kristus itu seperti MMI atau FPI. Padahal sebenarnya lasykar kristus itu adalah barisan penyanyi lagu-lagu gereja. Mereka ada dua kelompok legium maria dan legium kristum. Bukan tentara atau pasukan khusus. Ada juga mereka memberitakan 300 pendeta masuk Islam. Darimana mereka dapat berita seperti itu. Apa ada datanya ? Cobalah tanyakan hal itu kepada Arimatea. Lembaga ini sering membuat berita-berita yang tidak benar. Bahkan Ketuanya (Bapak Ramli Naway - alm) saja dipecat dengan tuduhan korupsi. Berkaitan dengan buku "Islam Dihujat", saya difitnah macam-macam. Padahal saya mengupas tuntas buku yang menghina Islam itu. Seringkali Arimatea ini menciptakan konflik dikalangan ummat Islam (internal) dan konflik eksternal (Islam dengan Kristen). Gerakan pemurtadan yang dilakukan oleh Yahudi-pun sudah berlangsung cukup lama yakni sejak zaman VOC. Bekas-bekasnya masih bisa kita lihat. Gerakan mereka bahkan lebih halus dan terencana. Mereka bahkan sudah melahirkan para pemimpin bangsa ini sejak zaman kemerdekaan hingga hari ini. Sehingga wajarlah kalau sistem Islam belum dikehendaki di negeri ini. Secara global, sebenarnya saat ini sedang terjadi benturan tiga peradaban yaitu peradaban Islam, Barat, dan China. Menghadapi Islam dan China, maka Barat melakukan politik adu domba. Islam dan Cina diadu misalnya dengan memperbesar issu konflik suku Uighur (Islam) dan suku Han (Cina). Melalui internet disebarkan gambar seseorang yang dikatakan Muslim ditembak oleh tentara Cina. Padahal ternyata gambar itu adalah eksekusi para koruptor Cina. Barat yang menguasai media massa terus menerus memprovokasi ummat Islam untuk membenci Cina. Padahal Cina termasuk yang sangat berjasa menyebarkan Islam di Nusantara ini. Diantara walisongo yang kita kenal itu ada dari keturunan Cina. Secara ekonomi-pun Cina merupakan ancaman untuk barat. Barang-barang produk Cina saat ini menguasai dunia karena murah dan setara kualitasnya dengan produk barat yang mahal."

voa-islam : "Bagaimana kegiatan Irena Center saat ini ?"

Irena : "Kegiatan Irena Center konsisten dan fokus pada pembinaan aqidah ummat. Sebagai benteng aqidah ummat yang saat ini senantiasa terancam. Juga menyadarkan ummat tentang peradaban Islam yang agung melalui sejarah. Anak-anak kita sampai hari ini masih menganggap bahwa penemu benua Amerika itu Columbus. Padahal Columbus adalah pembantai ummat Islam. Ketika rombongannya sampai ke benua amerika disana sudah didapati orang-orang Islam yang lari dari penindasan. Mereka bergabung dan berasimilasi dengan suku Indian. Merekapun kemudian dibantai oleh Columbus, sedangkan yang dibiarkan hidup dijadikan budak dan diperjual-belikan. Hal ini tidak pernah diketahui oleh kebanyakan ummat Islam. Belakangan ini beredar sholawatan ala Emha Ainun Najib atau Cak Nun yang dinyanyikan dengan gaya gereja. Sholawat Badar menjadi Shalom Eleichem, juga dinyanyikan dengan irama Malam Kudus. Apa maksudnya ini. Apakah ini upaya menyamakan Islam dengan Kristen dan Yahudi ? Ini wajib diwaspadai."
voa-islam : "Ibu sebagai orang keturunan Tionghoa mengapa tidak fokus da'wah di kalangan mereka. Bukankah mereka memiliki potensi besar untuk da'wah Islam di negeri ini ?"

Irena : "Saya tidak mau da'wah saya menjadi terbatas, sempit dikalangan mereka saja. Saya ingin siapapun bisa saya sentuh dengan da'wah saya ini. Ada juga sih keinginan untuk menelusuri sejarah da'wah yang dibawa oleh orang-orang Cina. Kalau ada yang mau membiayai saya, saya akan buat tulisan sejarah da'wah dari Cina hingga ke Indonesia atau Nusantara. Mudah-mudahan cita-cita saya ini diwujudkan Allah." Begitu harapan ibu beranak 3 dan bercucu dua ini saat mengakhiri wawancara dengan voa-islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman Ke