Sabtu, 23 Oktober 2010
Pintu Terkabulnya Sebuah Do’a
Masing-masing dari kita pasti pernah mempunyai hajat, keinginan, atau cita - cita. Bahkan pastinya kita sangat ingin supaya hajat atau keinginan itu terkabul. Dan untuk mewujudkan keinginan tersebut tentu saja dengan sekuat tenaga kita melakukan usaha yang terbaik dengan mengerahkan seluruh tenaga serta kemampuan kita. Dan setelah semua usaha itu kita ikhtiarkan, langkah terakhir dari kita adalah berdo’a kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.
Saudaraku… untuk hal yang terakhir ini Alloh mempunyai hak prerogatif untuk mewujudkan keinginan hambaNya yang memohon terwujudnya permohonan-permohonannya. Dan ternyata ada lisan-lisan yang dipilih oleh Alloh untuk Dia kabulkannya sebuah do’a namun ada juga yang tidak.
Alhamdulillah barangkali saat ini keinginan-keinginan yang kita harapkan itu telah dikabulkan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kita telah menjadi seorang yang sukses secara ekonomi, telah lulus dan masuk perguruan tinggi yang kita idam-idamkan, telah bekerja pada sebuah perusahaan yang bonafit dan mendapatkan jabatan yang kita impikan, putra-putri kita pun tumbuh menjadi putra-putri yang sholeh-sholehah.
Namun saudaraku.. memang benar barangkali ada di antara kita yang telah berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai keinginan kita tersebut dan telah sekian lama berdo’a memohon kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Akan tetapi ternyata keinginan tersebut belum dikabulkan oleh Alloh, dan meskipun kita telah lama berusaha serta berdo’a, namun Alloh belum berkenan mengabulkan do’a kita.
Suatu ketika saya pernah mendengar dalam sebuah tauziah seorang ustadz mengatakan bahwa Alloh dapat saja mengabulkan hajat yang kita cita-citakan itu melalui lisan dan do’a dari orang lain. Bisa jadi kenapa do’a kita belum dikabulkan oleh Alloh itu disebabkan karena dosa-dosa yang telah kita lakukan begitu bertumpuk sehingga ketika kita berdo’a, do’a itu belum sampai dan diterima oleh Alloh karena terhalang oleh dosa-dosa kita tersebut.
Bisa jadi Alloh mengabulkan keinginan itu karena do’a kedua orang tua kita yang setiap malam bangun tahajjud dan mendo’akan kita, sehingga sepantasnyalah kita harus berbuat dan berbakti pada mereka. Bisa jadi hajat itu terkabul karena do’a anak yatim atau dhuafa yang telah kita bantu yang walaupun jumlahnya tidak banyak menurut kita, akan tetapi sangat berarti bagi mereka, lalu kemudian hati mereka tersentuh dan dari bibir mereka keluar do’a yang tulus mendo’akan kita dan kelurga kita. Sehingga sebaiknya kita selalu berbagi pada anak yatim dan kaum dhuafa itu.
Atau barangkali dari orang - orang yang selama ini berada di sekitar kita. Teman, kerabat ataupun saudara kita yang lain dan mereka telah merasakan kebaikan akhlak dan pribadi kita, maka ketika kita berada dalam kesulitan mereka dengan tulus ikhlas turut serta mendo’akan kita lalu diantara do’a mereka ada yang diijabahi oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.
Do’a itu terkabul dari usaha yang mana dan lisan yang mana kita tidak akan pernah tahu. Apakah dari do’a kita, dari do’a kedua orang tua kita, dari do’a anak yatim dan dhuafa yang menerima bantuan kita, atau dari teman, saudara, kerabat dan sahabat dekat kita, itu semua rahasia Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Maka, sepantasnyalah kita tidak berputus asa dan tetap berkhusnudhzon kepada Alloh sehingga kita tetap berupaya dengan berbuat baik kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Siapapun mereka itu, apakah teman, sahabat, saudara, kerabat, dan lebih-lebih pada kedua orang tua kita. Dan seyogyanya pula kita juga peduli kepada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan kita, karena kita tidak pernah tahu dari jalan mana Alloh akan mengabulkan do’a kita.
Semoga kita senantiasa termasuk dalam golongan hambaNya yang selalu bersyukur atas dikabulkannya do’a-do’a kita, karena ketika kita bersyukur maka Alloh pasti akan menambahkan rahmatNya kepada kita. Amiinn…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar