Kamis, 16 September 2010
Iman Islam Ihsan Bag 7
7. Dasar Islam: Tauhid – Mengesakan Allah
Sesungguhnya, Nabi Muhammad SAW diutus Allah dengan
misi menyampaikan kalimat Tauhid, yaitu agar manusia
menyembah Allah semata dan tidak menyembah sembahan
lainnya selain Allah:
“Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang
Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya".” [Al Kahfi:110]
a. Tauhid adalah Inti Ajaran Para Nabi
Nabi-nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim juga mengajarkan
tauhid kepada ummatnya, yaitu agar hanya menyembah satu
Tuhan, yaitu: Allah, dan tidak mempersekutukan Allah dengan
yang lain:
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat
dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan
sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan (Tuhan),” [An Nahl:120]
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad):
"Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif." dan
bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan.” [An Nahl:123]
Luqman yang saleh pun dalam Al Qur’an diceritakan
menasehati agar anaknya tidak mempersekutukan Allah
dengan yang lain:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar".” [Luqman:13]
Seharusnya setiap orang tua mencontoh Luqman untuk
menanamkan ajaran Tauhid kepada setiap anaknya.
b. Tauhid Dalam 2 Kalimat Syahadat
Dalam Islam, mengesakan Allah adalah rukun yang pertama.
Jika seorang masuk Islam, dia harus menyatakan bahwa Tidak
ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya:
“Hadis Ibnu Umar r.a: Nabi s.a.w telah bersabda: Islam
ditegakkan di atas lima perkara yaitu mengesakan Allah,
mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa pada
bulan Ramadan dan mengerjakan Haji “ [HR Bukhori-Muslim]
c. Jangan Mempersekutukan Allah
Sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang Maha Pencipta:
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan
yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung
kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” [Al
An’aam:79]
“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan
bumi, dan mengadakan gelap dan terang, namun orangorang
yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan
Tuhan mereka.” [Al An’aam:1]
Jika ada orang yang menyembah Tuhan selain Allah, misalnya
berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sia-sia, karena
berhala itu bukanlah Tuhan yang Maha Pencipta. Justru
berhala itulah yang dibuat oleh manusia:
“Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan)
berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun?
Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.” [Al
A’raaf:191]
“Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada
Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat
kepadamu dan tidak (pula) memberi manfa`at?" Dan Allahlah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al
Maa-idah:76]
Menyembah Yesus atau Isa sebagai Tuhan adalah dosa yang
amat besar. Tuhan adalah Pencipta alam semesta, sedang
Yesus atau Isa bukanlah pencipta alam semesta. Yesus atau
Isa adalah seorang manusia yang dilahirkan dari rahim ibunya,
Siti Maryam:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam",
padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolongpun.” [Al Maa-idah:72]
Sesungguhnya, kafirlah orang yang mengatakan bahwa Tuhan
itu bisa beranak dan dilahirkan layaknya manusia, sehingga
ada lebih dari 1 Tuhan seperti Tuhan Bapa dan Tuhan Anak.
Bagaimana Allah bisa punya anak, padahal dia tidak punya
istri? Adakah (na’udzubillah min dzalik!) mereka mengira
bahwa Tuhan berzina dengan Maryam sehingga punya anak di
luar nikah? Allah SWT membantah kebohongan itu:
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai
anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan
segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” [Al
An’aam:101]
Dalam surat Al Ikhlas ditegaskan:
“Katakanlah: Allah itu Satu
Allah tempat meminta
Dia tidak beranak dan tidak diperanakan
Dan tak ada satu pun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-
4]
Sesungguhnya syirik atau mempersekutukan Tuhan adalah
dosa yang amat besar:
“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan
sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan
sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan
angin ke tempat yang jauh.” [Al Hajj:31]
“Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang
yang mempersekutukan (Allah)".” [Ar Ruum:42]
Jelas sekali bukan ayat Al Qur’an di atas bagi orang-orang yang
berpikir atau berakal bahwa syirik itu adalah perbuatan sesat dan
dosa.
d. Syirik adalah Dosa yang Tidak Diampuni Allah
Sesungguhnya syirik atau mempersekutukan Tuhan itu adalah
dosa yang tidak terampuni. Ini adalah perkataan Allah SWT
sendiri yang tertulis di dalam kitab suci Al Qur’an:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik)
itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar.” [An Nisaa’:48]
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia
mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” [An
Nisaa’:116]
e. Orang yang Musyrik Amalnya Sia-sia
Jika seseorang melakukan kemusyrikan, maka sia-sialah
amalnya meski mereka banyak berbuat hal-hal yang dianggap
oleh manusia “baik”:
“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi
petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan
Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan.” [Al An’aam:88]
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan
kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah
amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi.” [Az Zumar:65]
“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan
mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa
mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia
pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.” [At
Taubah:17]
Sesungguhnya, Tauhid (Mengakui Tuhan itu ada dan satu,
yaitu Allah SWT), adalah hal paling penting dan pertama-tama
yang harus dipelajari oleh seorang Muslim. Nabi Muhammad
SAW selama 13 tahun masa-masa pertama kenabiannya, gigih
menyampaikan ajaran Tauhid kepada orang-orang kafir
Quraisy, begitu pula setelahnya. Para Nabi seperti Nuh,
Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad menyerukan Tauhid
kepada ummatnya.
Tauhid adalah dasar dari agama Islam yang pertama-tama
harus kita pelajari dan yakini. Korupsi, perzinahan, murtad itu
terjadi karena orang tersebut tidak mempelajari ilmu Tauhid
dengan baik dan meyakininya.
Sumber : Agus Nizami
Email : agusnizami@yahoo.com.sg.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar