Mohamed Mazloum mewakili kisah sukses seorang muslim yang tinggal di negara non-Muslim. Ia berhasil menjadi hakim federal di Brazil, sebuah jabatan tertinggi di lembaga hukum negeri Amerika Latin itu. Namun perjalanan karirnya untuk meraih jabatan itu tidak gampang, apalagi ia seorang Muslim di negeri yang mayoritas penduduknya penganut Katolik.
Itulah sebabnya, Mazloum menggambarkan pengalaman hidupnya hanya dengan kalimat pendek, "tidak mudah." Ia lahir dari keluarga Muslim yang berimigrasi dari Libanon ke Brazil setahun sebelum Mazloum dilahirkan ke dunia. Ia mengaku beruntung lahir dan dibesarkan di tengah keluarga yang mencintai nilai-nilai etika, ilmu pengetahuan dan pendidikan yang menurut Mazloum menjadi kunci suksesnya.
Dan nilai-nilai itu itulah yang sampai sekarang ia terapkan juga pada dua anak lelaki dan seorang anak perempuannya yang mengenyam pendidikan di sekolah dan universitas bergengsi di Brazil. "Komunitas Muslim di Brazil cukup besar. Tapi kebanyakan dari mereka tidak bisa meraih jabatan penting di pemerintahan karena mayoritas Muslim Brazil lebih fokus ke bisnis daripada pendidikan," kata Mazloum
Tapi sekarang, tambah Mazloum, ia senang melihat adanya perubahan yang positif di kalangan Muslim Brazil. "Angin perubahan mulai berhembus. Banyak muslim yang sukses di berbagai profesi, terutama di sektor medis," ujar hakim yang lahir di Sao Paolo tahun 1960 itu.
Mazloum dan empat saudaranya memilih kuliah di jurusan hukum. Karirnya yang cemerlang di bidang hukum, membawanya pada posisi kepala kejaksaan di Sao Paolo selama empat tahun sebelum akhirnya terpilih dan diangkat sebagai hakim federal pada tahun 1997 lalu. Di tengah kesibukannya sebagai pejabat negara, Mazloum masih menyempatkan diri mengajar mata kuliah hukum kriminal di Universitas Brazil dan memberikan berbagai ceramah tentang hukum ke berbagai negara bagian di Brazil.
Sebagai seorang muslim, Mazloum sangat sadar bahwa ia bertanggungjawab mewakili komunitas Muslim di Brazil. Ia aktif dalam berbagai kegiatan amal sebagai alat dakwah dan menunjukkan citra Islam yang sebenarnya pada masyarakat Brazil. "Saya memilih kegiatan amal dan aktivitas sebagai relawan sebagai cara untuk mengenalkan Islam pada masyarakat dan mengikis stereotipe negatif tentang Islam," tukas Mazloum.
Salah satu proyek dakwah yang dilakukannya adalah memberi bantuan pada warga miskin di Brazil terutama yang non-Muslim. Proyek pertamanya adalah "Friends of Islam" yang kegiatannya mengorganisir kegiatan sosial di distrik-distrik kumuh di Sao Paolo.
Para relawan proyek ini memilih 10 keluarga miskin dari setiap distrik untuk diikutsertakan dalam pelatihan dan kursus ketrampilan gratis, seperti kursus komputer, membuat kerajinan tangan, menjahit dan ketrampilan lainnya agar keluarga itu bisa membantu diri mereka sendiri dari sisi finansial.
"Proyek ini sukses besar sehingga mendapat dukungan dari para pejabat di distrik Guarolios dan otoritas negara bagian Sao Paolo," kata Syaikh Khaled Rezq Takieddin, kepala Dewan Tertinggi Urusan Agama Islam dan Imam di Brazil.
Ia meyakini, proyek amal yang digagas Mazloum sangat penting untuk meluruskan penafsiran-penafsiran yang salah tentang Islam. "Kegiatan semacam ini membantu meningkatkan citra komunitas Muslim," kata Takieddin.
Data sensus tahun 2001 menunjukkan jumlah Muslim di Brazil sebanyak 27.239 orang, kebanyakan asal Suriah, Palestina dan Libanon. Namun Federasi Islam Brazil mempekirakan jumlah Muslim di Negeri Samba itu mencapai 1,5 juta orang.
Bagi Mazloum, beramal adalah bagian kehidupan dari seorang muslim yang baik."Adalah kewajiban kita untuk memberikan contoh yang baik pada sesama," tandasnya. (ln/iol/eramuslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar