Minggu, 19 September 2010

Lenyapkan Persepsi Negatif, Jurnalis Muslimah Ajak Dialog AS


wanita Muslim menyerukan, "Hei Amerika, saya seorang Muslim. Mari kita bicara."

Sebagai seorang wanita Muslim yang tidak mengenakan Jilbab, Elthawy sering salah dikenali sebagai wanita dengan darah Latin atau etnisitas lain yang cocok dengan penampilannya. Namun ketika sentimen anti-Muslim telah meningkat di seluruh AS, maka begitu juga dengan meningkatnya desakan wanita tersebut untuk mengatakan, "Hei Amerika, saya seorang umat Muslim. Mari kita bicara."

Desakan itu membawa jurnalis wanita – yang pernah memenangkan penghargaan jurnalis tersebut – menuju trotoar di depan Park51, usulan pusat komunitas dan Masjid di dekat Ground Zero, selama akhir pekan hari buruh. Ia mengatakan, "Saya menghabiskan empat hari dengan kelompok yang kecil namun berdedikasi dari aktivis trotoar yang lebih dari tiga minggu telah berdiri di depan Park51 dengan papan tanda yang bertuliskan Perdamaian Toleransi Cinta untuk mendukung haknya membangun tempat ibadah."

Relawan aktivis trotoar adalah sebuah kelompok dengan anggota campuran Muslim dan non-Muslim, aktivis dengan usia 20-an, dan aktivis veteran dari generasi orang tua mereka.

Wanita tersebut menegaskan bahwa keberadaannya dan para aktivis di trotoar tersebut bukan untuk membela atau berbicara untuk pendukung spiritual atau finansial dari Park51. Mereka berada di sana untuk membela hak konstitusional Park51 untuk membangun. "Bagi saya, oposisi terhadap Park51 adalah bagian dari pola yang lebih besar dari sentimen anti-Muslim yang telah menunjukkan oposisi pada beberapa proyek Masjid yang lain di seluruh negara ini. Ini lebih besar dari pada Park51," ia mengatakan.

Baginya, orang-orang yang paling mudah untuk dihadapi adalah apa yang ia sebut dengan "pukul dan lari" – para pelalu lalang yang berterimakasih kepada mereka atau mereka yang akan melemparkan penghinaan ketika mereka melanjutkan hal ini.

Empat hari di depan Park51 tersebut memberi wanita tersebut pelajaran. Ia mengatakan bahwa pelajaran pertamanya adalah ia belajar untuk menentang pelabelan seorang "fanatik" siapa saja yang menentang pembangunan Masjid tersebut. Beberapa dari mereka yang menentang Park51 memang adalah fanatik, namun ketika para teman aktivis trotoarnya memberinya pelajaran, "ketika Anda menyebut mereka fanatik maka akan membuat mereka bersikap bertahan dan hal ini berakhir mengubah fokus dari masalah yang ada – pentingnya diskusi tetang hak Park51 untuk membangun – kepada perasaan sakit hati dari orang-orang yang disebut fanatik."

Dan bahwa diskusi yang diperlukan tersebut dapat membuahkan hasil. Dua wanita yang berjalan melewati Park51 dari sebuah protes di dekatnya menentang pusat tersebut memiliki beberapa pertanyaan. Seorang lagi ingin mengetahui tentang Jihad. "Saya mengutuk semua tindakan kekerasan yang dilakukan menatasnamakan agama mana pun, termasuk agama saya sendiri, Elthawy mengatakan. Setelah Meryl, mengatakan bahwa mereka berdua harus meluncurkan sebuah jihad menentang kekerasan yang mengatasnamakan agama apapun dan bertanya apakah ia dapat memeluk Elthawy.

"Mengapa tidak ada jutaan Muslim seperti Anda" ia bertanya kepada Elthawy.

"Mereka ada," Elthawy mengatakan.

Mary ingin mengetahui tentang bagaimana, sebagai seorang wanita, Elthawy dapat tetap menjadi seorang Muslim ketika para wanita diperlakuan dengan begitu buruk.

Elthawy kemudian mengatakan bahwa ia akan berkata bohong jika ia mengatakan wanita di negara mayoritas Muslim menikmati hak-hak kesetaraan namun juga mengatakan kepada Mary bahwa ia termasuk dalam sebuah gerakan yang disebut Musawah, yang berarti kesetaraan dan yang bertujuan untuk kesetaraan dan keadilan dalam keluarga Muslim dengan bekerja untuk menyingkirkan hal-hal yang merendahkan perempuan dan interpretasi dominasi pria dalam Islam.

Kemudian, wanita lain bertanya: "Dapatkah Anda melihat bahwa Anda menyakiti perasaan orang-orang dengan membangun begitu dekat dengan Gorund Zero? Pikirkanlah keluarga-keluarga korban."

"Dapatkah Anda melihat ketika Anda menanyakan sebuah pertanyaan seperti itu maka Anda mengasumsikan bahwa saya memiliki hubungan dengan serangan 9/11?" Elthawy menjawab. "Para pria dalam serangan itu adalah Muslim namun hanya 19 orang. Tidak satu pun dari kita di sini ada hubugannya dengan hal itu."

"Namun apakah begitu beratnya memindahkan perencanaan pembangunan tersebut di tempat lain?"

"Hal itu benar-benar merupakan sebuah tebing yang licin," Elthawy mengatakan kepada wanita tersebut. "Ada banyak Masjid di seluruh negeri ini yang ditentang. Di mana Anda menarik garis tersebut? ketika Anda membuat Park51 pindah, siapapun dapat berkata, 'Oh, saya tidak ingin Muslim ada di sekitar sini. Pindahkan mereka'."

Wanita yang bertanya tersebut kemudian memberikan pelukan kepada Elthawy.

Elthawy selalu berpikir ketika ia tiba di rumah tidak hanya siap untuk pingsan namun bertanya-tanya apakah ia memiliki semua bantuan untuk mmbendung yang melambaikan sentimen anti-Muslim. Apakah berbicara kepada enam atau tujuh orang dapat mengubah apapun?

Seorang pria yang memperkenalkan dirinya sendiri sebagai seorang Kristen liberal berhenti untuk bertanya pertanyaan-pertanyaan umum tentang Islam. Ia memiliki begitu banyak pertanyaan. Setelah berbicara sekitar setengah jam, ia berterima kasih kepada Elthawy dan mengatakan bahwa percakapan tersebut adalah percakapan terbaik yang pernah ia lakukan tentang agama Islam. Dengan hal ini Elthawy yakin bahwa kampanye seruannya "Hey Amerika, Saya seorang Muslim; Mari kita bicara" cukup berharga. (ppt/wp) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman Ke