Ramadan Pertama Michelle Mendez, Berat Tapi Nikmat
Ramadan ini adalah Ramadan pertama bagi Michelle Mendez, seorang warga Bahrain asal Filipina yang baru masuk Islam pada tanggal 28 Juni 2010. Ia mengatakan, puasa Ramadan adalah proses perubahan dalam hidupnya setelah memeluk Islam.
"Menahan haus dan lapar pada siang hari adalah tantangan. Tapi saya merasakan berpuasa sebagai sebuah pengalaman yang memuaskan batin saya," ujar Mendez.
Perempuan Filipina itu mengungkapkan, butuh waktu tiga tahun lamanya sebelum ia memutuskan mengucapkan dua kalimat syahadat bulan Juni kemarin. Sebelumnya, Mendez beragama Katolik tapi selama bertahun-tahun ia tidak lagi mempratekkan ajaran agamanya itu dan menjadi seorang ateis.
Tiga tahun yang lalu, Mendez bertemu dengan seorang lelaki Bahrain, Nawood Al-Abbasi yang sekarang menjadi tunangannya. Nawoodlah yang mendorongnya untuk mempeljari agama Islam.
"Ketika saya bertemu dengannya, Saya adalah seorang ateis dan dialah orang yang menyarankan saya untuk belajar Islam dengan mengunjungi 'Discover Islam' dan mencari tahu apa itu Islam," tutur Mendez. Discover Islam adalah sebuah lembaga yang diperuntukkan bagi kalangan muslim dan non-muslim di Bahrain, yang ingin tahu atau belajar tentang agama Islam.
"Saya mempelajari banyak hal tentang Islam untuk meyakinkan diri bahwa agama ini baik buat saya. Butuh waktu tiga tahun sebelum saya akhirnya memutuskan masuk Islam. Waktu tiga tahun itu adalah sebuah proses dan menjadi seorang muslim adalah pilihan saya sendiri," papar Mendez.
Sejauh ini, keluarga Mendez hanya tahu bahwa ia mempelajari Islam tapi belum tahu kalau Mendez sudah menjadi seorang muslimah.
Mendez mengakui banyak perubahan dalam diri maupun penampilannya setelah ia memeluk Islam. Ia merasakan kedamaian dengan salat lima waktu dan busana abaya serta jilbab yang kini dikenakannya. Mendez mengatakan bahwa ia sangat menantikan datangnya bulan Ramadan meski ia tahu akan berat menjalankannya karena akan menjadi puasa Ramadan pertamanya.
Di hari pertama puasa, Mendez merasa sangat lelah dan kepalanya pusing menjelang sore hari. Tapi di hari selanjutnya ia mulai terbiasa. "Ramadan merupakan ibadah kita pada Allah dan saat dimana kita meningkatkan ketaqwaan kita pada-Nya. Pada bulan Ramadan, kita menahan lapar dan haus serta belajar mengontrol diri. Jika kita merasa marah, kita harus mampu mengendalikan marah itu dan berhati-hati agar tidak melakukan perbuatan yang negatif," jelas Mandez.
"Saya menikmati pengalaman ini. Saat berbuka puasa, apalagi bersama teman, tetangga atau kerabat, suasananya sangat menyenangkan. Semua orang membawa makanan dan kita saling berbagi," tukas Mendez.
Lembaga "Disover Islam" seksi muslimah, Renata Santibanez mengungkapkan ia memahami kesulitan yang dialami para mualaf saat menjalankan ibadah puasa Ramadan untuk yang pertama kalinya. "Mereka baru mengenal Islam dan mereka harus mengalami perubahan baik intenal maupun eksternal dalam diri dan kehidupan mereka," kata Santibanez.
"Puasa intinya bukan hanya pada makanan, tapi pada upaya untuk meningkatkan kualitas diri sebagai manusia. Saya menyarankan non-muslim juga berpuasa karena berpuasa banyak manfaatnya, untuk mengendalikan hawa nafsu dan sebagai ajang pelatihan psikologis," sambungnya. (ln/GDN)
Ramadan ini adalah Ramadan pertama bagi Michelle Mendez, seorang warga Bahrain asal Filipina yang baru masuk Islam pada tanggal 28 Juni 2010. Ia mengatakan, puasa Ramadan adalah proses perubahan dalam hidupnya setelah memeluk Islam.
"Menahan haus dan lapar pada siang hari adalah tantangan. Tapi saya merasakan berpuasa sebagai sebuah pengalaman yang memuaskan batin saya," ujar Mendez.
Perempuan Filipina itu mengungkapkan, butuh waktu tiga tahun lamanya sebelum ia memutuskan mengucapkan dua kalimat syahadat bulan Juni kemarin. Sebelumnya, Mendez beragama Katolik tapi selama bertahun-tahun ia tidak lagi mempratekkan ajaran agamanya itu dan menjadi seorang ateis.
Tiga tahun yang lalu, Mendez bertemu dengan seorang lelaki Bahrain, Nawood Al-Abbasi yang sekarang menjadi tunangannya. Nawoodlah yang mendorongnya untuk mempeljari agama Islam.
"Ketika saya bertemu dengannya, Saya adalah seorang ateis dan dialah orang yang menyarankan saya untuk belajar Islam dengan mengunjungi 'Discover Islam' dan mencari tahu apa itu Islam," tutur Mendez. Discover Islam adalah sebuah lembaga yang diperuntukkan bagi kalangan muslim dan non-muslim di Bahrain, yang ingin tahu atau belajar tentang agama Islam.
"Saya mempelajari banyak hal tentang Islam untuk meyakinkan diri bahwa agama ini baik buat saya. Butuh waktu tiga tahun sebelum saya akhirnya memutuskan masuk Islam. Waktu tiga tahun itu adalah sebuah proses dan menjadi seorang muslim adalah pilihan saya sendiri," papar Mendez.
Sejauh ini, keluarga Mendez hanya tahu bahwa ia mempelajari Islam tapi belum tahu kalau Mendez sudah menjadi seorang muslimah.
Mendez mengakui banyak perubahan dalam diri maupun penampilannya setelah ia memeluk Islam. Ia merasakan kedamaian dengan salat lima waktu dan busana abaya serta jilbab yang kini dikenakannya. Mendez mengatakan bahwa ia sangat menantikan datangnya bulan Ramadan meski ia tahu akan berat menjalankannya karena akan menjadi puasa Ramadan pertamanya.
Di hari pertama puasa, Mendez merasa sangat lelah dan kepalanya pusing menjelang sore hari. Tapi di hari selanjutnya ia mulai terbiasa. "Ramadan merupakan ibadah kita pada Allah dan saat dimana kita meningkatkan ketaqwaan kita pada-Nya. Pada bulan Ramadan, kita menahan lapar dan haus serta belajar mengontrol diri. Jika kita merasa marah, kita harus mampu mengendalikan marah itu dan berhati-hati agar tidak melakukan perbuatan yang negatif," jelas Mandez.
"Saya menikmati pengalaman ini. Saat berbuka puasa, apalagi bersama teman, tetangga atau kerabat, suasananya sangat menyenangkan. Semua orang membawa makanan dan kita saling berbagi," tukas Mendez.
Lembaga "Disover Islam" seksi muslimah, Renata Santibanez mengungkapkan ia memahami kesulitan yang dialami para mualaf saat menjalankan ibadah puasa Ramadan untuk yang pertama kalinya. "Mereka baru mengenal Islam dan mereka harus mengalami perubahan baik intenal maupun eksternal dalam diri dan kehidupan mereka," kata Santibanez.
"Puasa intinya bukan hanya pada makanan, tapi pada upaya untuk meningkatkan kualitas diri sebagai manusia. Saya menyarankan non-muslim juga berpuasa karena berpuasa banyak manfaatnya, untuk mengendalikan hawa nafsu dan sebagai ajang pelatihan psikologis," sambungnya. (ln/GDN)
Sumber : eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar