Senin, 13 September 2010

Kisah Seorang Muslim New York yang Membantu Kalangan Tuna Wisma



Kisah Seorang Muslim New York yang Membantu Kalangan Tuna Wisma
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Ramadhan tiba. Yusur Ramelize, warga Muslim di New York, mulai berpuasa, memperbanyak ibadah, dan memberi sedekah kepada orang miskin. Tanpa pandang latar belakang agamanya, dia membantu orang-orang tak punya di sana.

Bahkan, Ramelize menghabiskan sebagian besar waktunya selama Ramadhan ini di jalanan. Dia tak henti membantu para tunawisma di kotanya. Dia telah melakukan itu selama dua tahun terakhir. Awalnya, untuk lebih memahami cara hidup para tunawisma itu, tahun lalu, dia sempat tinggal di jalanan selama sepekan.

''Aku bertanya pada diriku sendiri, 'Apa yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan kepedulian?' Dan kemudian aku memutuskan untuk tinggal di jalanan selama sehari,'' kata Ramelize. ''Tapi kemudian aku berkata, 'Kau tahu apa?' Saya ingin membuat pengorbanan terbesar dan karena itu memutuskan untuk tinggal seperti tunawisma selama sepekan.''

Ramelize merupakan seorang manajer produksi di sebuah perusahaan layanan informasi. Melalui situs, HomelessforOneWeek.com, dia coba menghimpun bantuan yang diberikan kepada 'Bank Makanan untuk New York' (www.foodbanknyc.org). Tahun lalu dia berhasil menghimpun dana lebih dari 3 ribu dolar AS untuk disumbangkan. Dan tahun ini, dia berharap bisa mengumpulkan dana hingga 5 ribu dolar AS. Dana itu diberikannya melalui koalisi para tuna wisma di New York (www.coalitionforthehomeless.org) yang mengelola program tersebut.

Maria Brosnahan, Direktur Eksekutif Koalisi untuk Tunawisma, memuji upaya Ramelize. ''Sangat mudah untuk menjadi terbiasa dengan penderitaan orang gelandangan di jalan-jalan kami. Semua orang di koalisi kagum pada empati Yusuf serta keberaniannya dalam membantu tuna wisma di New York,'' ujar Brosnahan.

''Kami memiliki catatan tuna wisma di New York City, dan Ramelize telah mengambil langkah ekstra, untuk meninggalkan kehidupan sehari-harinya yang nyaman, untuk turun ke jalanaan ikut merasakan penderitaan''

Pria asal Trinidad dan Tobago ini tahun lalu selama sepekan tidur di stasiun kereta bawah tanah karena cuaca dingin dan bersalju. Tahun ini mulai 15 sampai 21 Agustus 2010, dia tinggal di Union Square Park, Manhattan, karena cuaca yang lebih hangat. Akibat guncangan ekonomi, jumlah tuna wisma di New York terus bertambah. Menurut Koalisi, pada 2009, jumlah tuna wisma yang masuk sistem penampungan di kota itu berjumlah 120 ribu orang.

Sumber : http://www.republika.co.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman Ke