Minggu, 12 September 2010

NASA Menjawab Seputar Kontroversi Pendaratan di Bulan


Kalau saja TV Fox tidak menayangkan “Conspirancy theory” (2001) yang membahas tentang Pendaratan Manusia di Bulan(”Did We Land on the Moon?”) yang pernah dilakukan oleh Amerika, mungkin berita pendaratan manusia di bulan, yang menjadi awal kemajuan peradaban teknologi, akan tetap dianggap sebagai momentum luarbiasa yang pernah dilakukan oleh Amerika Serikat dalam penguasaan angkasa luar, dan tetap dikenang sebagai keberhasilan pertama sebuah negara dari negara-negara yang ada di dunia. Akan tetapi sayangnya, citra keberhasilan dan kehebatan Amerika tersebut, setelah bertahun-tahun di amini oleh ratusan juta penduduk dunia, kini mulai terusik. Pasalnya Tony Philips pada situs Science@NASA, mengatakan bahwa; Apa yang telah dilakukan oleh Amerika tentang keberhasilan mereka mendaratkan manusia di Bulan, tidak lebih dari tipuan belaka. Amerika telah melakukan pembohongan publik dunia, dengan menunjukkan beberapa video yang menggambarkan tentang keberhasilan mereka mengirim para Astronoutnya (Neil Amstronong dan kawan-kawan)ke Bulan, pada tanggal 21 Juli 1969 dengan menggunakan Apollo XI. Dalam video tersebut ditunjukkan astronot Neil Armstrong dan Edwin ”Buzz” Aldrin berjalan di permukaan Bulan. Cuplikan video menggambarkan Armstrong mengibarkan bendera Amerika Serikat dan melompat-lompat. Aksi ini menegaskan bahwa mereka betul berada di sebuat planet yang bernama bulan. Semua mata memandang dengan takjub dan mulut berdecak kagum. untuk beberapa tahun lamanya, berita keberhasilan manusia mendarat di bulan menjadi pembahasan menarik dalam dunia pengetahuan, yang kemudian menjadi moment penting seputar manusia dan penguasaan teknologi.

Namun begitu, rupannya pujian untuk Amerika tentang pendaratan di Bulan tersebut harus tertahan, setelah TV Fox menayangkan program yang membahas ulang tentang pendaratan manusia ke Bulan. Sejumlah pihak menyangsikan pendaratan itu. Mereka mengatakan bahwa: Cuplikan video tersebut penuh dengan keganjilan. Ada yang menganggap video itu tidak dibuat di Bulan, tetapi di sebuah tempat khusus di sekitar Negara Bagian Arizona, AS. Astronom Phil Plait termasuk yang sangsi. Dia memberikan penjelasan pada sebuah program radio ”Are We Alone” yang dikelola SETI Institute. Ini adalah lembaga nirlaba di California, AS, yang fokus pada penjelasan keberadaan makhluk pintar lain di jagat raya. Plait mengatakan, ada pihak yang skeptis dengan mempertanyakan foto-foto Armstrong dan Aldrin yang memperlihatkan langit tanpa bintang. ”Tidak ada atmosfer di Bulan sehingga bintang-bintang seharusnya terlihat lebih terang.”
Pihak yang skeptis juga mempersoalkan bendera AS dalam cuplikan video yang tampak berkibar, padahal di Bulan tidak ada udara.
Mereka juga mengajukan teori bahwa para astronot mungkin sudah terpanggang radiasi ketika menembus sabuk Van Allen dalam perjalanan ke Bulan.

Bahkan salah seorang ahli fisika mengatakan: sampai sekarang (dengan teknologi yang ada sekarang-pun!) tidak yakin manusia akan bisa bebas dari pengaruh radiasi di angkasa luar yang hampa udara itu. Material yang ada sekarang ‘belum’ menjamin bisa melindungi tubuh dari hal itu didukung kesaksian mantan awak SKYLAB Russia yang memberi alasan kenapa Russia tidak pernah mengirim awak ke angkasa luar di luar atmosfer).Menurutnya, Foto-foto NASA yang menunjukkan beberapa aktivitas para astronout mereka di bulan, setelah diuji oleh pakar fotografi ternyata palsu (banyak bukti-bukti yang dibuat-buat)
Bayangan foto astronaut/Apollo XI terlihat di banyak titik (spot) yang berarti memakai pencahayaan” dari banyak sumber/angle, sementara sumber cahaya di Bulan seharusnya hanya dari arah Matahari (SUN).
Yang lebih mengejutkan, ternyata banyak astronot yang dikorbankan (dibunuh) karena tahu terlalu banyak dan banyak omong (vocal). Detektif yang menyelidiki ini juga mati secara misterius dalam kecelakaan mobil, sementara bukti-bukti yang dikumpulkannya dalam koper hilang misterius sampai saat ini.
lebih lanjut ahli fisika tersebut mengatakan:
“Apa anda yakin dengan teknologi komputer — (pakai program apa ya?)– dan telekomunikasi saat itu (tahun 1969), sudah bisa begitu hebat mengontrol pendaratan langsung (live!) dari Bumi. Sementara ketika Apollo I yang gagal meluncur dan membunuh seluruh astronotnya, pernah gagal tes karena komunikasi ruang kontrol dan para astronot tidak “tersambung”.
Salah seorang astronot vokal dari Nasa, berkata:”bagaimana mau komunikasi ke Bulan, komunikasi antar-building (antar- ruang saja) kalian nggak bisa membuatnya dengan baik, tragis bukan?” demikian kata dia, sebelum akhirnya di khabarkan dia menghilang untuk selama-lamanya.

Beberapa kesangsian diatas, membuat pihak Nasa tidak bisa bernapas. karena tentu menjadi kabar buruk bagi NASA dan khususnya Armstrong yang tentu tidak ingin pendaratannya di Bulan menjadi bahan olok-olokan. Apalagi dikatakan bahwa video pendaratan manusia di Bulan yang pernah di lakukan oleh Amerika tersebut tidak lebih dari sebuah video hoax.

Lantas bagaimana pihak Nasa kemudian menanggapi hal ini?
NASA menyebutkan, perkara itu sudah dijawab oleh fotografer bahwa memang sulit untuk memotret satu obyek yang sangat terang dan satu obyek lain yang sangat redup di lembar film yang sama – karena memang emulsi film pada umumnya tidak punya cukup ”rentang dinamik” untuk mengakomodasi obyek yang sangat berbeda keterangannya. Astronot dengan pakaian angkasanya jadi obyek yang terang, dan kamera yang diset untuk memotret mereka akan membuat bintang-bintang latar belakang terlalu lemah untuk dilihat.
Lainnya yang dipersoalkan adalah foto astronot yang menancapkan bendera di permukaan Bulan, mengapa benderanya seperti berkibar bergelombang? Mengapa bisa terjadi demikian, padahal tidak ada angin di Bulan? Dijelaskan, tidak semua bendera yang berkibar membutuhkan angin. Itu karena astronot – ketika menanam tiang bendera – memutar-mutarnya agar menancap lebih baik. Itu membuat bendera berkibar.
NASA dalam kaitan tuduhan rekayasa pendaratan Bulan ini mempersilakan siapa pun yang tetap meragukan pendaratan di Bulan untuk mengakses situs-situs BadAstronomy.com dan Moon Hoax, yang merupakan situs independen, tidak disponsori NASA. Astronom Martin Hendry dari Universitas Glasgow dalam edisi khusus ”40 Tahun Pendaratan di Bulan” Knowledge yang diterbitkan BBC juga menguraikan lagi tangkisan terhadap Teori Konspirasi.

menurut Tony Phillips, bantahan paling baik atas tuduhan Kepalsuan Bulan ini adalah akal sehat. Ada selusin astronot yang berjalan di Bulan antara 1969 dan 1972 di antara mereka masih ada yang hidup dan bisa memberikan kesaksian. Mereka juga kembali ke Bumi tidak dengan tangan kosong. Astronot Apollo membawa kembali 382 kg batu Bulan ke Bumi.
Kalau orang meragukan batu ini dari Bulan, Ilmuwan Kepala di Sains dan Eksplorasi Planet di Pusat Ruang Angkasa Johnson David McKay menegaskan bahwa batuan Bulan sangat unik, jauh berbeda dengan batuan Bumi. Pada sampel Bulan tadi, menurut Dr Marc Norman, ahli geologi Bulan di Universitas Tasmania, hampir tidak ada tangkapan air di struktur kristalnya. Selain itu, mineral lempung yang banyak dijumpai di Bumi sama sekali tidak ada di batuan Bulan. Sempat ditemukan partikel kaca segar di batuan Bulan yang dihasilkan dari aktivitas letusan gunung berapi dan tumbukan meteorit lebih dari 3 miliar tahun silam. Adanya air di Bumi dengan cepat memecahkan kaca vulkanik seperti itu hanya dalam tempo beberapa juta tahun.
Mereka yang pernah memegang batu Bulan – kalau di AS seperti yang ada di Museum Smithsonian – dipastikan akan melihat bahwa batu tersebut berasal dari dunia lain karena batu yang dibawa angkasawan Apollo dipenuhi kawah-kawah kecil dari tumbukan meteoroid, dan itu menurut McKay hanya bisa terjadi pada batuan dari planet (atau benda langit lain) dengan atmosfer tipis atau tanpa atmosfer sama sekali, seperti Bulan.

Dalam jurnal Knowledge, Martin Hendry masih mengemukakan sederet tangkisan terhadap argumen yang diajukan oleh penganut Teori Konspirasi, seperti tentang sudut bayangan dalam foto yang aneh. Lainnya lagi yang dijawab adalah mengapa tidak ada kawah ledakan di bawah modul Bulan (yang disebabkan oleh semburan roket modul pendarat); lalu juga mengapa sabuk radiasi Bumi tidak menyebabkan kematian pada astronot? Yang terakhir, mengapa tidak ada semburan bahan bakar yang tampak ketika modul pendarat lepas landas meninggalkan Bulan? Jawabannya karena modul Bulan menggunakan bahan bakar aerozine 50—campuran antara hidrazin dan dimethylhydrazine tidak simetri yang menghasilkan asap tidak berwarna, meski kalau ada warna sekalipun kemungkinan besar juga tak terlihat dengan latar belakang permukaan Bulan yang disinari Matahari.

Kontroversi tentang benar tidak nya bahwa Amerika pernah mengirimkan Astronotnya ke Bulan, sepertinya tidak akan pernah usai sebelum Amerika memberikan bukti valid yang bisa membekap mulut para pesaingnya. Meski demikian, ada cara pembuktian lebih sederhana, yaitu menemukan kembali bendera dan spanduk yang ditancapkan Armstrong itu dengan teleskop dari Bumi. Tentu dengan harapan bendera itu masih tertancap di tempatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman Ke