Senin, 06 September 2010
Iman Islam Ihsan Bag 2
2. Keutamaan Ilmu dan Kejayaan Islam di
Bidang Ilmu Pengetahuan
Sesungguhnya Islam adalah agama yang menghargai ilmu
pengetahuan. Dalam Islam, menuntut ilmu itu hukumnya wajib.
Artinya jika kita tidak mengerjakan kita berdosa:
”Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim lelaki dan
Muslim perempuan” [HR Ibnu Majah]
a. Allah Meninggikan Derajad orang yang Berilmu
Bahkan Allah sendiri lewat Al Qur’an meninggikan orang-orang
yang berilmu dibanding orang-orang awam beberapa derajad.
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajad.” (Al Mujadilah: 11)
Pada surat Ali ‘Imran: 18 Allah SWT bahkan memulai dengan
dirinya, lalu dengan malaikatnya, dan kemudian dengan orangorang
yang berilmu. Jelas kalau Allah menghargai orang-orang
yang berilmu.
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat
dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu)” (Ali Imran:18)Nabi Muhammad SAW juga sangat menghargai orang yang
berilmu. “Ulama adalah pewaris para Nabi” Begitu sabdanya
seperti yang dimuat di HR Abu Dawud.
Bahkan Nabi tidak tanggung-tanggung lebih menghargai
seorang ilmuwan daripada satu kabilah. “Sesungguhnya
matinya satu kabilah itu lebih ringan daripada matinya
seorang ‘alim.” (HR Thabrani)
Seorang ‘alim juga lebih tinggi dari pada seorang ahli
ibadah yang sewaktu-waktu bisa tersesat karena
kurangnya ilmu. “Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli
ibadah adalah seperti keutamaan diriku atas orang yang
paling rendah dari sahabatku.” (HR At Tirmidzi).
b. Hanya Orang Berilmu yang Memahami Kebenaran
Allah juga menyatakan bahwa hanya dengan ilmu orang bisa
memahami perumpamaan yang diberikan Allah untuk manusia.
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk
manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang
yang berilmu” (Al ‘Ankabut:43)
Tuhan juga menegaskan hanya dengan ilmulah orang bisa
mendapat petunjuk Al Qur’an.
“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di
dalam dada orang-orang yang diberi ilmu” (Al Ankabut:49)Nabi Muhammad mewajibkan ummatnya untuk menuntut ilmu.
“Menuntut ilmu wajib bagi muslimin dan muslimah” begitu
sabdanya. “Tuntutlah ilmu dari sejak lahir hingga sampai ke
liang lahat.”
Jelas Islam menghargai ilmu pengetahuan dan mewajibkan
seluruh ummat Islam untuk mempelajarinya. Karena itu
pendapat mayoritas ummat Islam (terutama di pedesaan) yang
menganggap bahwa perempuan itu tidak perlu sekolah tinggitinggi,
soalnya nanti tinggalnya juga di dapur jelas
bertentangan dengan ajaran Islam.
Selain itu Nabi juga menyuruh agar ummat Islam menuntut ilmu
berkelanjutan hingga ajalnya. Karena itu seorang muslim
haruslah berusaha belajar setinggi-tingginya. Jangan sampai
kalah dengan orang kafir. Ummat Islam jangan cuma
mencukupkan belajar sampai SMA saja, tapi berusahalah
hingga Sarjana, Master, bahkan Doktor jika mampu. Jika ada
yang tak mampu secara finansial, adalah kewajiban kita yang
berkecukupan untuk membantunya jika dia ternyata adalah
orang yang berbakat.
Sekarang ini, tingkat pengetahuan ummat Islam malah kalah
dibandingkan dengan orang-orang kafir. Ternyata justru orangorang
kafir itulah yang mengamalkan ajaran Islam seperti
kewajiban menuntut Ilmu setinggi-tingginya. Jarang kita
menemukan ilmuwan di antara ummat Islam. Sebaliknya,
tingkat buta huruf sangat tinggi di negara-negara Islam.Hal itu jelas menunjukkan bahwa kemunduran ummat Islam
bukan karena ajaran Islam, tapi karena ulah ummat Islam
sendiri yang tidak mengamalkan perintah agamanya. Ayat
pertama dalam Islam adalah “Iqra!” Bacalah! Di situ Allah
memperintahkan ummat Islam untuk membaca, tapi ternyata
tingkat buta huruf justru paling tinggi di negara-negara Islam.
Ini karena kita tidak konsekwen dengan ajaran Islam.
c. Mengajarkan Ilmu yang Bermanfaat Tak Pernah Putus
Pahalanya
Nabi juga mengatakan, bahwa mengajarkan ilmu yang
bermanfaat akan mendapat pahala dari Allah SWT, dan
pahalanya berlangsung terus-menerus selama masyarakat
menerima manfaat dari ilmunya..
“Apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya
kecuali tiga, yaitu ilmu yang bermanfaat….”(HR Muslim)
d. Kejayaan Islam dalam Ilmu Pengetahuan
Pada awal masa Islam, ummat Islam melaksanakan ajaran tsb
dengan sungguh-sungguh. Mereka giat menuntut ilmu. Haditshadits
seperti “Siapa yang meninggalkan kampung halamannya
untuk mencari pengetahuan, ia berada di jalan Allah”, “Tinta
seorang ulama adalah lebih suci daripada darah seorang
syahid (martir)”, memberikan motivasi yang kuat untuk belajar.Ummat Islam belajar dari orang Cina teknik membuat kertas.
Pabrik kertas pertama didirikan di Baghdad tahun 800, dan
perpustakaan pun tumbu dengan subur di seluruh negeri Arab
(baca: Islam) yang dulu dikenal sebagai bangsa nomad yang
buta huruf dan cuma bisa mengangon kambing.
Direktur observatorium Maragha, Nasiruddin At Tousi memiliki
kumpulan buku sejumlah 400.000 buah. Di Kordoba (Spanyol)
pada abad 10, Khalifah Al Hakim memiliki suatu perpustakaan
yang berisi 400.000 buku, sedangkan 4 abad sesudahnya raja
Perancis Charles yang bijaksana (artinya: pandai) hanya
memiliki koleksi 900 buku. Bahkan Khalifah Al Aziz di Mesir
memiliki perpustakaan dengan 1.600.000 buku, di antaranya
16.000 buah tentang matematika dan 18.000 tentang filsafat.
Pada masa awal Islam dibangun badan-badan pendidikan dan
penelitian yang terpadu. Observatorium pertama didirikan di
Damaskus pada tahun 707 oleh Khalifah Amawi Abdul Malik.Universitas Eropa 2 atau 3 abad kemudian seperti Universitas
Paris dan Univesitas Oxford semuanya didirikan menurut
model Islam.
Para ilmuwan Islam seperti Al Khawarizmi memperkenalkan
“Angka Arab” (Arabic Numeral) untuk menggantikan sistem
bilangan Romawi yang kaku. Bayangkan bagaimana ilmu
Matematika atau Akunting bisa berkembang tanpa adanya
sistem “Angka Arab” yang diperkenalkan oleh ummat Islam ke
Eropa. Kita mungkin bisa menuliskan angka 3 dengan mudah
memakai angka Romawi, yaitu “III,” tapi coba tulis angka
879.094.234.453.340 ke dalam angka Romawi. Bingungkan?
Itulah sumbangan Islam pada dunia.
Selain itu berkat Islam pulalah maka para ilmuwan sekarang
bisa menemukan komputer yang menggunakan binary digit (0
dan 1) sebagai basis perhitungannya, kalau dengan angka
Romawi (yang tak mengenal angka 0), tak mungkin hal itu bisa
terjadi.
Selain itu Al Khawarizmi juga memperkenalkan ilmu Algorithm
(yang diambil dari namanya) dan juga Aljabar (Algebra).
Omar Khayam menciptakan teori tentang angka2 “irrational”
serta menulis suatu buku sistematik tentang Mu’adalah(equation).Di dalam ilmu Astronomi ummat Islam juga maju. Al Batani
menghitung enklinasi ekleptik: 23.35 derajad (pengukuran
sekarang 23,27 derajad).
Dunia juga mengenal Ibnu Sina (Avicenna) yang karyanya Al
Qanun fit Thibbi diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerard de
Cremone (meninggal tahun 1187), yang sampai zaman
Renaissance tetap jadi textbook di fakultas kedokteran Eropa.
Ar Razi (Razes) adalah seorang jenius multidisiplin. Dia bukan
hanya dokter, tapi juga ahli fisika, filosof, ahli theologi, dan ahli
syair. Eropa juga mengenal Ibnu Rusyid (Averroes) yang ahli
dalam filsafat.
Ilmuwan Islam juga mengutamakan percobaan/eksperimen
ketimbang Filsuf Yunani yang mengandalkan rasio. Ilmuwan
Islam menemukan metode Ilmiah (Scientific Method) dengan
pengamatan yang teliti, percobaan yang terkontrol, dan
pencatatan-pencatatan yang hati-hati.
Sebagai contoh Ibnu Al Haytham (Alhacen) dalam ”Book of
Optics” (1021) dengan berbagai observasi empiris dan
percobaan telah memperkenalkan Metode Ilmiah Modern.
Rosanna Gorini menulis:
”Menurut mayoritas sejarawan, Alhaytham adalah pionir
Metode Ilmiah Modern. Dengan bukunya dia merubah arti
istilah Optik dan membuat berbagai percobaan sebagai buktistandar di bidangnya. Penyelidikannya bukan hanya
berdasarkan teori, tapi bukti percobaan. Dan percobaannya
sangat sistematis dan dapat diulang.” (Wikipedia)
Dan masih banyak lagi kemajuan yang dicapai oleh ummat
Islam di bidang ilmu pengetahuan. Ketika terjadi perang salib
antara raja Richard the Lion Heart dan Sultan Saladdin, boleh
dikata itu adalah pertempuran antara bangsa barbar dengan
bangsa beradab. Raja Richard yang terkenal itu ternyata
seorang buta huruf, (kalau rajanya buta huruf, bagaimana
rakyat Eropa ketika itu) sedangkan Sultan Saladin bukan saja
seorang yang literate (bisa membaca), tapi juga seorang ahli di
bidang kedokteran. Ketika raja Richard sakit parah dan tak
seorangpun dokter ahli Eropa yang mampu mengobatinya,
Sultan Saladin mempertaruhkan nyawanya dan menyelinap di
antara pasukan raja Richard dan mengobatinya. Itulah bangsa
Islam ketika itu, bukan saja pintar, tapi juga welas asih. Jika
kita menonton film Robin Hood the Prince of Thieves yang
dibintangi Kevin Kostner, tentu kita maklum bagaimana Robin
Hood terkejut dengan kecanggihan teknologi bangsa Moor
seperti teropong.e. Mari Menuntut Ilmu yang Bermanfaat!
Tapi itu sekarang tinggal sejarah. Ummat Islam sekarang tidak
lagi menghargai ilmu pengetahuan tak heran jika mereka jadi
bangsa yang terbelakang. Hanya dengan menghidupkan ajaran
Islam-lah kita bisa maju lagi.Ummat Islam harus kembali giat menuntut ilmu. Menurut Al
Ghazali, sesungguhnya menuntut ilmu itu ada yang fardu ‘ain
(wajib bagi setiap Muslim) ada juga yang fardu kifayah (paling
tidak ada segolongan ummat Islam yang mempelajarinya.
Ilmu agama tentang mana yang wajib dan mana yang halal
seperti cara shalat yang benar itu adalah wajib bagi setiap
muslim. Jangan sampai ada seorang ahli Matematika, tapi cara
shalat ataupun mengaji dia tidak tahu. Jadi ilmu agama yang
pokok agar setiap muslim bisa mengerjakan 5 rukun Islam dan
menghayati 6 rukun Iman serta mengetahui kewajiban dan
larangan Allah harus dipelajari oleh setiap muslim. Untuk apa
kita jadi ahli komputer, kalau kita akhirnya masuk neraka
karena tidak pernah mengetahui cara shalat?
Adapun ilmu yang memberikan manfaat bagi ummat Islam
seperti kedokteran yang mampu menyelamatkan jiwa manusia,
ataupun ilmu teknologi persenjataan seperti pembuatan tank
dan pesawat tempur agar ummat Islam bisa mempertahankan
diri dari serangan musuh adalah fardu kifayah. Paling tidak ada
segolongan muslim yang menguasainya.
Semoga kita semua bisa mengamalkan ajaran Islam dan bisa
menegakkan kalimah Allah.
Sumber : Agus Nizami
Email : agusnizami@yahoo.com.sg.
E book Iman Islam Ihsan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar