Berguru Menjaga Nafsu Kepada Malaikat Oleh: Abdul Adzim
Pada bulan puasa jin, syetan, iblis dibelenggu agar tidak mengoada manusia yang sedang menunaikan ibadah puasa. Tetapi, ternyata manusia masih nafsunya lebih tinggi dari pada kelompok jin dan syeten. Lihat saja, banyak dari manusia yang masih suka berjudi, mencaci, memeras, korupsi, bahkan berbuat onar dengan meng-atas namakan agama. Padahal, agama tidak pernah mengajarkan demikian. Apalagi Nabi Saw, beliau senantiasa mengajarkan kebenaran, keadilan, dan tidak saling membenci. Justru Nabi Saw mengatakan:” jadilah kaian orang-orang yang saling bersaudara”.
Nafsu manusia, semakin hari semakin sulit terkendali, padahal mereka sedang melakukan puasa Ramadhan. Lantas, apakah mereka tidak merasa, bahwa puasa itu mengurangi hawa nafsunya? Sebagian orang beriman merasakan, ketika sedang berpuasa, bisa menjaga dan mengendalikan diri, mulai tindakan, ucapan, bahkan aktifitas sehar-hari dapat terkendali dengan sebaik-baiknya. Dan inilah yang disebut dengan puasa sejati.
Berbicara tengtang perguruan tinggi para malaikat. Allah SWT berfirman bahwa malaikat itu tidak pernah bermaksiat kepada-Nya, dan selalu melaksanakan perintah-Nya”. Jika umat islam demian, maka dunia ini akan aman, adil, dan kemakmuran akan terjamin. Tetapi, sayang Malaikat itu tidak bisa memberikan ceramah atau kuliah setiap subuh. Sehingga, pencerahah-penceramah juga sering terjerat pada ranjau-ranjau dakwahnya. Seperti mengajarkan Ihlas, tetapi jika fee-nya kurang banyak nrundel (ngedumel). Mengajarkan bersedekah, tetapi masih banyak juga orang-orang tak tersantuni. Mengajak kebaikan, jutru langkahnya ngak bisa diikuti, karena menyesatkan.
Perguruan Malaikat itu akan bisa didapat jika manusia telah memahami betul karakter malaikat. Karakter malaikat ialah” Tidak pernah bermaksiat Kepada Allah”, taat menjalankan perintah-Nya, dan tidak pernah demontrasi, protes, bahkan bertindak anarkis. Mendengar dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya apa yang telah Allah perintahkan kepada mereka.
Sedangkan, manusia itu telah berikrar bahwa dirinya beriman kepada-Nya, tetapi kadang masih selingkuh (syirik) dengan menyembah tuhan selain Allah. Ada juga mentakan taat, tetapi ketika memiliki uang banyak, ternyata tidak mau mengeluarkanya, karena takut miskin. Ketika ada perintah puasa dan sholat tarawih. Ternyata, masih juga tidak mau melaksanakan dengan sebaik-bainya, sehingga derajatnya tidak terangkat menjadi orang-orang yang bertaqwa.
Semoga waktu yang tinggal beberapa hari ini mampu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Puasa, tarawih dan al-Qur’an masih setia menemaninya. Semoga, Ramadhan kali ini menjadi renuangan, dan bisa berjumpa dengan ramadhan dikemudia hari. Sebab, manusia kadang tidak tahu kapan menjemput ajalnya. Wallau al’lam
sumber : ramadhan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar