Sabtu, 04 September 2010

Presiden Soekarno dan Imam Bukhari

Semalam kami menjamu klien dari Tashkent-Uzbekistan, yang berkunjung ke Almaty. Ini kami lakukan pada umumnya setelah ‘peer review’ hasil study yang kami lakukan untuk lapangan mereka.

Tradisi di daerah sini adalah setiap orang memberikan sambutan sebelum bersulang (toast) di tengah-tengah acara makan malam. Biasanya mereka melakukannya setelah ‘vodka’ mempengaruhi otak mereka. Tapi malam itu tidak semua orang minum ‘vodka’, hanya tiga orang. Saya sendiri memilih minum coca-c0la dan juice.

Isi sambutan ini bisa bermacam-macam, mulai dari bicara tentang rasa terima kasih untuk project ini, kemudian untuk kesehatan kita semua hingga untuk semua perempuan cantik di dunia ini. Tergantung seberapa jauh otak telah dipengaruhi oleh vodka.

Diantara sambutan dan toast tersebut, salah satu dari mereka bilang “Kami orang Uzbekistan merasa berterima kasih kepada Soekarno”. Kebetulan orang ini tidak minum vodka, jadi saya tanggapin. ” Oh ya, apa yang dia lakukan untuk negara anda?”

Kemudian dia cerita, pada saat itu Soekarno sedang berkunjung ke Moscow. Di sana dia bertemu Sharof Rashidov, yang pada saat itu merupakan pemimpin Partai Komunis Uzbek. Soekarno bilang ke Rashidov kalau dia mau berkunjung ke Uzbek dan berziarah ke makam Imam Al Bukhari.

Siapa Imam Al Bukhari? Bagi orang muslim tentunya nama ini tidak asing lagi, karena Imam Al Bukhari adalah ahli hadits. Dia salah satu alim ulama yang mengumpulkan semua hal yang berhubungan dengan apa yang pernah Nabi Muhammad SAW lakukan. Dan hadits yang dikumpulkan oleh Imam Al Bukhari diyakini sebagian besar adalah hadits yang shahih dalam bukunya yang berjudul Shahih Bukhari.

Pada saat itu Rashidov kebingungan, dia sendiri pun tidak tahu persis dimana makam Imam Al Bukhari. Maka dia memerintahkan orang-orangnya untuk mencari, dan apabila diketemukan segera dibersihkan. Makam tersebut terletak di desa Khartank, dekat Samarqand.

Ketika Soekarno sampai di makam tersebut, dia melihat bahwa tempat tersebut kurang terawat dan terlihat dibersihkan dengan tergesa-gesa. Maka Soekarno menyindir dengan halus, ” Seandainya Imam Al Bukhari lahir di Indonesia, makam beliau tentunya akan lebih indah dari ini”.

Dari situ mereka belajar dari Soekarno bagaimana seharusnya menghargai orang besar bangsanya seperti halnya Imam Al Bukhari. Makam Imam Al Bukhari direnovasi dan kompleksnya diperluas hampir sepuluh kali lipat. Di sekitarnya terdapat mesjid besar, madrasah dan kantor administrasi. Perbaikan ini dilakukan oleh Presiden Islam Karimov yang menjadi Presiden Uzbekistan sejak tahun1991.

Semoga cerita ini benar, dan saya pun terharu mendengarnya. Soekarno begitu dikenang oleh orang yang bukan dari bangsanya sendiri.

Sumber : sbaskoro

Sumber : http://www.whooila.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman Ke